Tuesday 25 August 2009

Pelurusan Sejarah WR Supratman


Pelurusan Sejarah WR Supratman Harus Dilakukan


Wage Rudolf Supratman
/
Rabu, 31 Desember 2008 15:24 WIB
PURWOREJO, RABU — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purworejo, Jawa Tengah, mengharapkan pelurusan sejarah Wage Rudolf (WR) Supratman, pencipta lagu kebangsaan "Indonesia Raya" yang
sesungguhnya berasal dari Purworejo.
"Sudah kami bentuk tim untuk pelurusan sejarah WR Supratman," kata Bupati Purworejo Kelik Sumrahadi dalam sambutan tertulis jumpa pers tentang pelurusan sejarah WR Supratman yang dibacakan Wakil Bupati Mahsun Zain di Purworejo, Selasa.
Pengadilan Negeri (PN) Purworejo sejak sekitar satu tahun terakhir menetapkan bahwa tempat dan tanggal lahir WR Supratman di Dusun Trembelang, Desa Somongari, Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo, pada tanggal 19 Maret 1903.
Penetapan itu mengoreksi keterangan tentang WR Supratman selama ini yang lahir di Jatinegara, Jakarta, pada tanggal 9 Maret 1903.
Ia mengatakan, surat permohonan perubahan tempat dan tanggal lahir WR Supratman telah berada di Sekretariat Negara di Jakarta.
"Sebagai warga Purworejo, tentu kami berharap ada pengakuan formal bahwa WR Supratman adalah putra bangsa yang lahir di Purworejo. Kami juga meminta pelurusan sejarah agar anak cucu mendapatkan informasi yang benar," katanya.
Anggota Tim Pelurusan Sejarah WR Supratman, Soekoso DM, mengatakan, selama ini Wage (sebutan untuk WR Supratman) tertulis lahir di Meester Cornelis, Jatinegara, Jakarta.
Keterangan tentang hal itu, katanya, berdasarkan pengakuan kakaknya, Roekijem Soepratijah van Eldik, yang dituliskan Oerip Supardjo kepada Matumona, penulis biografi WR Supratman.
Namun, katanya, Oerip telah meralat keterangan itu dengan menyebut bahwa Wage lahir di Somongari.
Ia menjelaskan, dokumen kelahiran Wage di Jatinegara dan Arsip Nasional di Jakarta hingga saat ini tidak pernah ditemukan.
Kemungkinan, katanya, Roekijem yang bersuami orang Belanda itu merasa malu jika Wage sebagai pencipta lagu kebangsaan "Indonesia Raya", ternyata lahir di desa.
Pada sidang di PN Purworejo, tahun 1978, katanya, dua warga Somongari dihadirkan sebagai saksi kelahiran Wage, yakni Amatrejo Kasum dan Martowijoyo Tepok.
Dua saksi itu, katanya, menyebut bahwa Wage lahir di desa itu pada hari Kamis Wage (Kalender Jawa). Mereka menyebut bulan dan tahun kelahiran tetapi lupa tanggalnya.
"Hingga saat ini, referensi tentang asal usul Wage di Purworejo masih lengkap," katanya.
Asisten III Sekretaris Daerah Pemkab Purworejo, Abdurrahman, mengatakan, jika pemerintah pusat menetapkan Wage berasal dari daerah itu selanjutnya pemkab setempat akan mengembangkan Desa Somongari sebagai desa wisata.
Selain itu, katanya, pemkab juga mewacanakan memindah makam Wage yang selama ini di Surabaya, Jawa Timur, ke Purworejo. Wage wafat pada tanggal 17 Agustus 1938 dimakamkan di Pekuburan Kapas Kampung, Jalan Kenjeran, Surabaya.
"Meskipun hal ini masih perlu pembahasan lebih lanjut dan dukungan dana yang tidak sedikit," katanya.
Ia menyatakan keprihatinan Pemkab Purworejo atas kondisi rumah tempat wafat Wage di Jalan Mangga nomor 21 Surabaya yang terkesan tidak terurus secara baik.
"Yayasan tampaknya kurang dana, Pemkab Purworejo juga menyumbangkan anggaran untuk pendanaan operasional monumen itu," katanya.
Cucu keponakan Wage, Suyono, mengharapkan, pemerintah serius meluruskan sejarah pencipta "Indonesia Raya" itu.
WR Supratman adalah anak ketujuh dari sembilan bersaudara. Ayahnya bernama Jumeno Kartodikromo (tentara KNIL Belanda) dan ibunya, Siti Senen, sedangkan Roekijem adalah kakak sulung yang membawanya ke Jakarta. (ANT)

No comments:

Post a Comment

Silahkan Komentar disini