Sunday 9 May 2010

Pariwisata Purworejo






Musium Tosan Aji

Museum Tosan Aji yang berada di Kecamatan Kutoarjo Kabupaten Purworejo diresmikan pada tanggal 12 April 1987 oleh Gubernur Propinsi Jawa Tengah H. Ismail. Museum ini merupakan salah satu sarana untuk melestarikan warisan budaya nenek moyang yang terdiri dari keris, pedang, kudi cundrik. Tosan Aji diartikan
masyarakat sebagai senjata terbuat dari logam besi yang mempunyai kedudukan terhormat pada pandangan mata masyarakat terutama pada masa lampau. Tema Museum tosan aji “Tosan Aji sebagai bukti kemampuan

teknologi bangsa kita zaman dulu”
Merupakan satu-satunya museum yang ada di Kabupaten Purworejo tempatnya sangat strategis karena berada di tengah Jantung Kota Purworejo tepatnya di sebelah selatan alun-alun besar Purworejo. Di museum ini tersimpan berbagai macam keris dan tombak yang berasal dan masa Majapahit hingga sekarang. Selain tombak dan lingga, di museum ini pengunjung juga mendapatkan informasi mengenai jenis keris serta bagaimana keris itu dibuat. 

Setiap I Muharam atau I Syuro di tempat ini dilaksanakan jamasan atau pencucian senjata tajam dan pusaka yang dilakukan oleh tetua, dan ini tidak terbatas pada dimanfaatkan oleh masyarakat luas pencinta keris.

Museum Tosan Aji merupakan kebanggaan masyarakat Purworejo. Diharapkan dengan museum ini generasi muda lebih mencintai /menghargai benda-benda pusaka peninggalan nenk moyang yang ada di museum. 


Mengenal Tosan Aji

Mengenal Tosan Aji
Tosan Aji adalah sejenis senjata pusaka dari logam yang mendapatkan tempat terhormat terutama di masyarakat Jawa pada masa lampau, jenis Tosan Aji ini terdiri dari: keris, tumbak, pedang, kudi, patrem (menur).

Tosan Aji merupakan salah satu hasil budaya bangsa pada masa perundagian sebagai warisan nenek moyang kita yang menunjukkan satu identitas budaya bangsa sampai masa kini.
Dalam alam pemikiran masyarakat tradisional Tosan Aji dianggap memiliki kekuatan gaib atau kesaktian yang dapat mempengaruhi dalam kehidupan masyarakat tersebut. Seseorang yang dianggap memiliki status sosial yang memadai apabila telah memenuhi seluruh persyaratan-persyaratan sosial kemasyarakatan terutama bagi masyarakat Jawa yaitu: Wisma (rumah), Wanita (isteri), Curiga (tosan aji), Turonggo (kuda), Kukilo (burung).
Alam pemikiran demikian berproses seirama dengan religi kemasyarakatan dan perkembangan jaman.
Untuk memilih dan mengetahui tosan aji yang baik serta bermutu tinggi ada tiga dasar pemilihan:
1. Sepuh, yakni ketuaan umur jaman pembuatan dan bahan-bahan serta campuran logam yang digunakan betul-betul tua atau tidak.
2. Wutuh, keadaan Tosan Aji betul-betul utuh tidak ada cacatnya atau tidak rusak sedikitpun.
3. Tangguh, yakni perkiraan jaman pembuatan empu yang membuat serta keadaan bahan dari ciri-ciri bentuk Tosan Aji seutuhnya.

Tata Penyajian
Tata penyajian pameran tetap Museum Tosan Aji, merupakan penataan yang berdasarkan konsepsional oriented, namun tidak melepaskan pula situasi dan kondisi koleksi yang ada dan telah dikumpulkan. Dalam gagasan dari tata penyajian pameran didasari oleh ciri-ciri khusus kebendaannya dan asal daerah penemuannya, sehingga benda koleksi Tosan Aji tersebut dapat merupakan koleksi yang mewakili jaman serta daerahnya.



Di akhir tata penyajian pada ruang ini ditampilkan poster yang mengajak pengunjung terutama generasi muda untuk mau meneliti atau mengkaji tentang misteri Tosan Aji.
Teknik Penyajian

Dalam teknik penyajian tata pameran Museum Tosan Aji Jawa Tengah adalah menggunakan sistem:
Pendekatan Intelektual. Teknik pendekatan intelektual ini diterapkan terutama pada Ruang Pertama yakni dalam Ruang Undagi atau Ruang Teknologi. Pada ruang ini banyak dituntut mengenai teknis cara pembuatan tosan aji tersebut, sehingga untuk menguraikan prosesing dari bentuk bahan baku hingga menjadi bentuk yang sempurna harus dapat diurai secara ilmu pengetahuan (intelektual). Sehingga pada ruang ini sedikit banyak yang dapat memahami tata penyajian adalah para terpelajar.

Pendekatan Romantis (evokatif). Penyajian Romantis (evokatif) ini juga diterapkan pada Ruang Pertama yakni Ruang Undagi atau ruang Teknologi, dengan menyajikan bentuk Besalen (bengkel tradisional membuat keris) secara utuh seperti keadaan masih berada di tempat aslinya.

Pendekatan Estetis (keindahan). Tata penyajian pendekatan Estetis (keindahan) ini diterapkan pada keseluruhan penataan Ruang Pameran karena untuk seluruh benda koleksi yang dipamerkan supaya kelihatan menarik maka unsur Estetis penataan harus ada. Dalam hal ini terutama pada penyajian untuk Ruang Kedua, yakni Ruang Pamor, Dapur dan Warangka, namun demikian tidak dapat dihindari juga pada penataan ruang lainnya.

Memang kalau dikaji Museum Tosan Aji ini masih jauh dari sempurna, apalagi yang mengamati para sesepuh dan pakar Tosan Aji. Tetapi perlu diingat sebenarnya sasaran yang paling utama dengan didirikan Museum ini adalah khusus bagi para awam dan terutama generasi muda kita agar mereka dapat sedikit mengetahui tentang Tosan Aji. Sehingga di sini tata pameran yang diterapkan pada museum ini, dititik beratkan untuk penjelasan dasar tentang Tosan Aji dan khususnya keris. Sampai saat ini Museum Tosan Aji masih dalam taraf pengumpulan, perawatan, pelestarian, dan penyajian benda-benda koleksinya.


dipetik dari indonesia life info kiriman rianty wulandari

No comments:

Post a Comment

Silahkan Komentar disini